Senin, 18 Maret 2013
07:11 wib
Foto : Henrique Capriles Radonski (Reuters)
Pemilu Venezuela akan segera dilaksanakan pada 14 April mendatang. Selama kampanye berlangsung, Maduro selalu curiga akan adanya keterlibatan Negeri Paman Sam di Venezuela. Pada pekan lalu, Maduro menuduh dua mantan pejabat Kementerian Luar Negeri AS, Roger Noriega dan Otto Reich bertanggung jawab atas kematian Chavez.
"Saya menduga Presiden Obama, Roger Noriega, Otto Reich, pejabat-pejabat di Pentagon, dan Dinas Intelijen AS (CIA), akan membunuh kandidat presiden sayap kanan (Henrique Capriles Radonski) guna menciptakan kekacauan," ujar Maduro, seperti dikutip Reuters, Senin (18/3/2013).
AS langsung membantah tuduhan Maduro dengan sangat tegas. Kementerian Luar Negeri AS mengingatkan kembali bahwa mereka sama sekali tidak pernah merencanakan pembunuhan terhadap siapapun.
Sejauh ini, Capriles sudah melakukan kampanye dengan intensif di sejumlah provinsi di Venezuela. Maduro menjelaskan bahwa, Pemerintah Venezuela sepenuhnya bertanggung jawab atas keamanan Capriles. Dan bila Capriles tewas terbunuh, pemerintahan Maduro pasti akan disalahkan.
Selama kampanye berlangsung, Capriles terlihat cukup aktif melancarkan serangan-serangan verbal ke Maduro sambil memusatkan perhatiannya pada isu peningkatan angka kriminal di negeri penghasil minyak itu. Maduro yang tetap mengusung ideologi sosialis ala Chavez turut menyerang balik Maduro.
Capriles menyebut Maduro sebagai capres yang tidak kompeten karena warga-warga yang bersimpati dengannya adalah massa Chavez. Sementara itu, Maduro memandang Capriles sebagai antek Barat.
sumber