Kamis, 03 Januari 2013 12:37 wib
Foto : Pemimpin Hizbullah, Presiden Suriah & Iran (SANA)
YERUSALEM - Menurut seorang diplomat Israel,
kemampuan Suriah dan Hizbullah dalam memberikan bantuan militer ke Iran
sudah menurun. Bila Israel menyerang Iran, kedua pihak itu tampaknya
tidak akan membantu Negeri Persia.
"Kemampuan Iran menyerang Israel sebagai bentuk respons serangan kami ke Iran, sudah menurun secara dramatis. Respons Iran akan jauh lebih lemah ketimbang yang diperkirakan," ujar diplomat Israel itu, seperti dikutip Maariv, Kamis (3/1/2013).
Diplomat di Kementerian Luar Negeri Israel itu mengklaim, Suriah tidak mungkin menggunakan kekuatan militernya untuk mendukung Iran karena pemerintahan Presiden Bashar al-Assad melemah. Assad bisa saja kehilangan kekuatan untuk mempertahankan kekuasaan bila membantu Iran.
Sementara itu, Hizbullah juga akan menjauh dari perseteruan itu dan tidak akan mengambil resiko. Hal itu disebabkan karena, Hizbullah selama ini mendapat dukungan dari Assad.
Selama kurang lebih dua tahun, perang saudara melanda Suriah dan hal itu secara tidak langsung akan merugikan Hizbullah. Hizbullah juga sudah menjadi salah satu organisasi politik yang cukup besar di Lebanon.
Israel pun bisa menyalahkan Pemerintah Lebanon, bila Hizbullah ikut campur membantu Iran. Dan bila Hizbullah menyerang Israel, Israel tentunya akan menyerang Lebanon terlebih dulu.
Seperti diketahui, pada 2012 lalu Israel juga aktif menyuarakan ancaman-ancaman serangan ke Lebanon yang pernah berperang dengannya di tahun 2006. Ancaman itu disebabkan karena muncul serangan roket dari Lebanon.
"Kami akan berperang dengan agresif. Seluruh desa di Lebanon yang menembakan roket ke Israel akan kami hancurkan. Peperangan selanjutnya akan sangat berbeda dari yang pernah terjadi," ujar pejabat militer Israel Brigadir Jendral Herzi Halevi, pada Juli lalu.(AUL)
"Kemampuan Iran menyerang Israel sebagai bentuk respons serangan kami ke Iran, sudah menurun secara dramatis. Respons Iran akan jauh lebih lemah ketimbang yang diperkirakan," ujar diplomat Israel itu, seperti dikutip Maariv, Kamis (3/1/2013).
Diplomat di Kementerian Luar Negeri Israel itu mengklaim, Suriah tidak mungkin menggunakan kekuatan militernya untuk mendukung Iran karena pemerintahan Presiden Bashar al-Assad melemah. Assad bisa saja kehilangan kekuatan untuk mempertahankan kekuasaan bila membantu Iran.
Sementara itu, Hizbullah juga akan menjauh dari perseteruan itu dan tidak akan mengambil resiko. Hal itu disebabkan karena, Hizbullah selama ini mendapat dukungan dari Assad.
Selama kurang lebih dua tahun, perang saudara melanda Suriah dan hal itu secara tidak langsung akan merugikan Hizbullah. Hizbullah juga sudah menjadi salah satu organisasi politik yang cukup besar di Lebanon.
Israel pun bisa menyalahkan Pemerintah Lebanon, bila Hizbullah ikut campur membantu Iran. Dan bila Hizbullah menyerang Israel, Israel tentunya akan menyerang Lebanon terlebih dulu.
Seperti diketahui, pada 2012 lalu Israel juga aktif menyuarakan ancaman-ancaman serangan ke Lebanon yang pernah berperang dengannya di tahun 2006. Ancaman itu disebabkan karena muncul serangan roket dari Lebanon.
"Kami akan berperang dengan agresif. Seluruh desa di Lebanon yang menembakan roket ke Israel akan kami hancurkan. Peperangan selanjutnya akan sangat berbeda dari yang pernah terjadi," ujar pejabat militer Israel Brigadir Jendral Herzi Halevi, pada Juli lalu.(AUL)