Sebenarnya telah ada postingan sebelumnya dari agan GombongParadise.
tapi disini ane pengen mencoba melengkapi dan ingin share apa yang udah ane dapetin di t4 ane kuliah.
Langsung aja, cekibroot. .
Beberapa alasan tersebut diantaranya :
1. Untuk fungsi pelumasan
Matinya enjin mengakibatkan matinya fungsi pelumasan. Fungsi pelumasan ini penting, di antaranya untuk mengurangi aus pada komponen2 yang bergesekan seperti gear ke gear, ring piston dengan dinding silinder, dan lain2. Semakin lama mati, semakin banyak oli yang berjatuhan atau kembali ke tempat penyimpanannya. Pastinya oli yang berada di bagian gear, piston dan sebagainya akan menipis. Bila mesin dinyalakan setelah mati cukup lama maka butuh waktu bagi oli untuk melumasi bagian-bagian gear atau bergesekan lainnya. Kalau agan2 main ngacir gitu aja, dengan pelumasan yang sedikit, gear2 bisa aus, ring piston bisa patah yang mengakibatkan kendaraan agan gbs jalan. Nah, ini adalah hal yang paling vital dalam pentingnya proses pemanasan.
Kalau agan mau tahu, piston itu bergerak umumnya 50 putaran dalam 1 detik atau 3000 rpm, ini dalam keadaan statis (tanpa di gas). Gimana kalau agan bergerak dengan kecepatan 100 km/jam ? tentunya akan lebih dari 50 putaran dalam 1 detik.
2. Untuk pembakaran yang lebih sempurna (edisi revisi)
Sebelum mesin dinyalakan, bensin dan udara masih berada di tempatnya masing2. Sehingga dibutuhkan waktu pada proses pencampuran udara dan bahan bakar untuk memperoleh campuran yang pas antara bahan bakar dan udara sekitar 1 : 14,7 atau dalam ukuran liter dapat disebutkan 1 liter bensin secara ideal harus bercampur dengan 11500 liter udara. Beginilah cara pencampurannya, yang warna ungu itu bahan bakar dan hijau itu udara.
Bahasa mudahnya:
motor dipanasin - Awalnya pencampuran udara belum stasioner, kalau bensinnya kebanyakan jadinya ngebul kalau udaranya yang kebanyakan kentut ( keluar bunyi petasan ) - Akhirnya setelah stasioner pencampuran udara menjadi lebih ideal - otomatis petasan dan ngebulnya semakin berkurang karena bahan bakar terbakar lebih sempurna
Kesimpulannya:
Panasilah motor 2-3 menit sebelum ngantor. Jangan lama2 juga karena bisa menyebabkan knalpot jadi berwarna keungu2an atw kecoklatan untuk knalpot yang berwarna silver atw terang. Hal ini disebabkan oleh terlalu panasnya knalpot karena udara hanya berputar disitu2 saja sehingga tidak terjadi proses pendinginan.
NB:
Mesin mobil maupun motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka / nilai oktan (RON), misalnya Premium ber-oktan 88, Pertamax ber-oktan 92 dan seterusnya.
Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih tinggi. Namun belum tentu bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi pada mesin mobil/motor kita, kemudian akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi juga. Wah jadi bagaimana dong?
Jika kita cermati spesifikasi kendaraan kita, pada brosur yang baik akan menampilkan informasi rasio kompresi (Compression Ratio / CR). CR ini adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja. terlihat pada tabel, bahwa CR mesin mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia adalah 11 : 1
Dari informasi spesifikasi brosur tersebut, kita bisa menentukan bahwa mesin mobil AX kita tersebut memerlukan jenis bensin yang bernilai oktan 95, yaitu bensin Pertamax Plus. What !! :jedut2
*Mohon dicek lagi ah...*
Bagaimana Jika Diisi Bensin Dengan Oktan Lebih Rendah?
Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar istilah “Ngelitik” (pinging/knocking). Bagaimana menggambarkan ‘kejam’nya ngelitik yang dirasakan piston? Ibarat telapak tangan kita ditusuk2 dengan paku… kira-kira begitu. Perlahan namun pasti.. membuat piston seperti permukaan bulan… dan bahkan bisa bolong!.. hiiii….
Saat terjadi ‘ngelitik’, bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal. Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi, memerlukan bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR, bensin harus semakin lambat terbakarnya (oktan tinggi).
Nah, jadi untuk teman-teman, cermati nilai CR mesin mobil/motor kita (bisa intip pada daftar di bawah), isilah bensin yang sesuai untuk mesin tersebut.
Kesimpulan:
- Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi. (kecuali ada modifikasi lain).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar (dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah)
- Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar atau pada klep.
SUMBER 1
SUMBER 2
Friday, January 11, 2013
0 Comments
Facebook Comments by
Media Blogger
Subscribe to:
Post Comments (Atom)