Warcraft III: Reign of Chaos | ||
---|---|---|
Cover game Warcraft III: Reign of Chaos | ||
Pengembang | Blizzard Entertainment | |
Penerbit | Blizzard Entertainment (Amerika Utara) Sierra Entertainment (Eropa) Capcom (Jepang) | |
Perancang | Rob Pardo | |
Versi | 1.23a (2009-03-19) | |
Sistem Operasi | Microsoft Windows, Mac OS, Mac OS X | |
Tanggal rilis | AN 3 Juli 2002 UE 5 Juli 2002 JP 2003 | |
Genre | Real-time strategy | |
Mode | Single player, Multiplayer | |
Rating | ESRB: T | |
Media digital/distribusi | CD (1) | |
Kebutuhan sistem
Disarankan: 600 MHz processor, 256 MB of RAM, 32 MB 3D video card, DirectX 8.1 compatible sound card (Windows) |
Blizzard Entertainment merilis game ini dalam 2 versi: versi regular dan Collector's Edition yang dibuat terbatas. Satu paket dalam versi Collector's Edition adalah DVD sinematik Warcraft III, termasuk fitur di-balik-layar; sebuah CD soundtrack; sebuah instruksi manual; Buku The Art of Warcraft; dan Lithographic Prints. Warcraft III memenangkan banyak penghargaan termasuk "Game of the Year" dari lebih dari enam media publikasi. Pak ekspansi untuk game ini, The Frozen Throne, dirilis tahun 2003.
Daftar isi
|
Cara Bermain
Metode permainan pada Warcraft III: Reign of Chaos pada dasarnya tidak berbeda dengan permainan-permainan video RTS lainnya. Pemain mengontrol sebuah markas yang terdiri dari beraneka bangunan. Beberapa dari bangunan ini kemudian bisa digunakan untuk memproduksi unit pekerja dan prajurit. Bangunan yang dimiliki oleh setiap ras memiliki nama dan penampilan yang berbeda-beda, namun fungsi tiap bangunan itu pada dasarnya sama walaupun beberapa memiliki fungsi unik yang tidak dimiliki bangunan dari ras lain. Pemain juga bisa membangun sebuah bangunan mirip menara pertahanan untuk membantu melindungi markasnya.Ada 2 sumber tambang utama dalam permainan Warcraft III: Reign of Chaos: emas dan kayu. Emas diperlukan untuk membuat bangunan dan unit, sementara kayu diperlukan untuk membuat bangunan dan unit tingkat lanjut. Emas diperoleh dengan menambang pada suatu bangunan mirip gundukan yang disebut "Gold Mine" memakai unit pekerja. Kayu sendiri diperoleh dengan menebang pepohonan yang terdapat di hampir setiap sudut peta permainan. Emas dalam jumlah kecil juga bisa diperoleh dengan membunuh unit musuh atau menjual barang-barang yang hanya bisa digunakan oleh Hero. Sumber daya lain yang dibutuhkan tapi tidak digolongkan sebagai tambang adalah food (makanan) yang menunjukkan populasi unit pemain. Food diperoleh dengan cara mendirikan bangunan pusat kota ataupun bangunan lain yang fungsinya kurang lebih mirip murah. Human misalnya, bisa menambah food dengan cara mendirikan bangunan Farm dan/atau Town Hall. Batas maksimal food dalam Warcraft III: Reign of Chaos adalah 90.
Penambahan terbaru pada permainan Warcraft III: Reign of Chaos yang tidak ada pada permainan Warcraft sebelumnya adalah adanya 2 ras baru yang bisa dimainkan: Undead dan Night Elf melengkapi ras Human dan Orc yang sudah ada sebelumnya. Human sesuai namanya adalah ras manusia. Orc merupakan ras raksasa dan monster yang gemar berperang. Undead adalah ras yang terdiri dari mayat hidup dan roh-roh jahat, sementara Night Elf terdiri dari peri malam dan makhluk-makhluk ajaib penjaga hutan. Setiap ras memiliki kelebihan dan keunikan yang berbeda dengan ras lainnya sehingga memakai ras tertentu juga memerlukan taktik yang spesifik agar bisa menang. Untuk menjaga keseimbangan antar ras, Blizzard Entertainment selaku pengembang dari Warcraft merilis patch (versi pembaruan untuk permainan video) dalam interval waktu yang tidak tentu dan bisa diunduh di situs resminya.[1]
Penambahan lain dalam permainan ini adalah adanya unit yang disebut Hero. Keunikan Hero dibandingkan unit lainnya adalah ia memiliki kemampuan yang bisa ditingkatkan dengan menaikkan levelnya hingga maksimal level 10. Level bisa ditingkatkan dengan membunuh unit musuh dan setiap mendapat kenaikan level, Hero bisa mendapatkan kemampuan baru sehingga menambah nuansa RPG dalam permainan. Hero bisa dibunuh, namun ia bisa dibangkitkan kembali di Altar. Jumlah maksimal Hero yang bisa dibuat adalah 3 di mana setiap kenaikan zaman pada bangunan pusat kota, pemain mendapatkan akses untuk membuat Hero baru.
Warcraft III: Reign of Chaos juga menampilkan monster-monster liar yang disebut "creep". Monster-monster liar ini beragam dan kekuatannya bervariasi. Ada monster yang bisa dibunuh hanya dengan sejumlah kecil pasukan, namun ada juga unit yang sangat kuat dan bahkan kebal terhadap sihir. Mereka terletak di seluruh wilayah pada peta dan biasanya semakin kuat mereka, lokasi yang dijaga semakin penting bagi pemain. Jika dibunuh, mereka akan menjatuhkan sejumlah kecil emas bagi pemain dan juga poin pengalaman yang dibutuhkan bagi Hero untuk kenaikan level. Beberapa monster liar yang dibunuh juga menjatuhkan barang yang memberikan status tambahan maupun kemampuan khusus yang hanya bisa digunakan oleh Hero dan juga bisa dijual untuk mendapatkan emas.
Multiplayer
Warcraft III: Reign of Chaos juga memberikan kemampuan bagi pemainnya untuk bermain secara bersama-sama dalam permainan yang sama atau biasa dikenal dengan istilah multiplayer. Multiplayer bisa dilakukan lewat sambungan LAN maupun lewat sambungan internet. Pemain yang ingin bermain multiplayer lewat koneksi LAN harus membuat nama akun terlebih dahulu, lalu membuat ruangan khusus untuk bermain bersama-sama dengan pemain lainnya atau masuk ke ruang yang sudah ada. Bermain lewat sambungan internet sendiri pada dasarnya tidak berbeda dengan bermain lewat sambungan LAN. Blizzard Entertainment selaku pengembang Warcraft menyediakan server khusus untuk bermain lewat internet (online) bernama Batlle.net. Perbedaan pokok dengan bermain lewat LAN adalah pemain harus membuat akun Battle.net di situs yang bersangkutan sebelum bisa ikut bermain di Battle.net.[1]Plot
Plot dalam Warcraft III: Reign of Chaos hanya bisa ditemui pada menu campaign (perang dengan misi-misi tertentu yang spesifik) dalam mode single player (permainan tunggal). Ada 4 campaign berbeda di mana setiap ras memiliki campaignnya sendiri-sendiri (kecuali ras Orc dengan tambahan tutorial campaign untuk pemula). Jika pemain sudah menyelesaikan campaign dari suatu ras, maka pemain bisa melanjutkan ke campaign milik ras berikutnya dengan urutan Human, Undead, Orc, dan Night Elf sebagai campaign terakhir.Cerita di Warcraft III: Reign of Chaos bermula ketika suatu desa di Kerajaan Lordaeron milik ras manusia diserang oleh gerombolan Orc. Pangeran Arthas selaku anak dari raja Lordaeron pun diutus untuk menangani masalah itu bersama penyihir wanita Jaina Proudmoore dan komandan perang senior Uther the Lightbringer. Setelah Arthas berhasil mengusir gerombolan Orc dan membebaskan penduduk desa, Arthas mulai merasakan adanya keanehan baru seperti adanya serangan dari makhluk mirip mayat hidup dan munculnya wabah misterius di Lordaeron. Semakin lama menyelidiki, Arthas mulai sadar bahwa ada iblis bernama Mal'ganis yang ingin memanfaatkan penduduk ras manusia (Human) sebagai tentara bagi kaumnya.
Arthas akhirnya berhasil mengalahkan Mal'ganis melalui pertarungan yang alot, namun Mal'ganis berhasil melarikan diri ke Kutub Utara sehingga Arthas memutuskan untuk mengejarnya. Di Kutub Utara, Arthas tanpa sengaja bertemu seseorang bernama Muradin yang sedang berada di Kutub Utara untuk menemukan pedang ajaib yang disebut Frostmourne. Arthas yang terobsesi mengalahkan Mal'ganis pun berusaha mendapatkan Frostmourne walaupun harus menyebabkan Muradin tewas. Arthas akhirnya berhasil membunuh Mal'ganis dengan bantuan pedang Frostmourne, namun tanpa sadar pedang itu juga memengaruhi pikirannya. Ketika tiba kembali di istana Lordaeron, Arthas yang sudah dikuasai pedang itu membunuh ayahnya sendiri sehingga Kerajaan Lordaeron pun tertimpa kekacauan.
Arthas yang baru saja mengkudeta ayahnya sendiri kemudian bertemu oleh iblis lain bernama Tichondrius yang mengatakan bahwa Arthas sudah berhasil melaksanakan misi pertamanya sebagai bagian dari ras Undead. Arthas selanjutnya diperintahkan untuk menghancurkan pemukiman ras High Elf dan mengklaim sumur ajaibnya untuk memperluas kekuasaan Undead dan membangkitkan kembali Kel'Thuzad, pendeta Undead yang dulu dibunuhnya. Melalui Kel'Thuzad, Arthas mengetahui bahwa wabah di Lordaeron merupakan bagian dari rencana ras iblis bernama Burning Legion untuk masuk ke dunia dengan bantuan roh dukun bernama Lich King. Kel'Thuzad juga menjelaskan bahwa ia telah "dipilih" oleh Lich King sebagai salah satu anak buah kepercayaannya melalui pedang Frostmourne tersebut. Arthas dan Kel'Thuzad selanjutnya diperintahkan untuk membukakan gerbang antar dimensi dengan jalan merebut kitab sihir dari Dalaran, basis terakhir Kerajaan Lordaeron. Mereka akhirnya sukses memanggil Archimonde, pemimpin dari Burning Legion dan dengan kekuatannya, Archimonde menghancurkan sisa-sisa Kerajaan Lordaeron.
Di saat yang hampir bersamaan, Thrall, pemimpin tertinggi ras Orc, memutuskan untuk mengungsikan rasnya keluar dari tanah Lordaeron usai bertemu seseorang misterius bernama The Prophet (Sang Peramal). Di tengah perjalanan, kapal-kapal mereka terkena badai sehingga rombongan Thrall terpisah dengan rombongan Grom Hellsceam, saudaranya, hingga akhirnya terdampar di Kalimdor, tanah yang belum terjamah. Di Kalimdor, rombongan Thrall bertemu dengan ras manusia banteng bernama Tauren yang belakangan menjadi sahabat mereka. Rombongan Thrall akhirnya bertemu dengan rombongan dari Grom Hellscream yang terlibat peperangan kecil dengan ras manusia yang juga mengungsi ke Kalimdor usai runtuhnya Kerajaan Lordaeron. Thrall menyuruh Grom agar tidak mengganggu ras manusia lebih lanjut, namun Grom mengabaikannya sehingga Thrall menghukum Grom mengumpulkan kayu untuk mendirikan markas.
Grom selanjutnya menebangi begitu banyak pohon sehingga menggunduli sebagian hutan. Ulah Grom menggunduli hutan membuat Cenarius - dewa penjaga hutan Kalimdor - marah sehingga ia menyerang pasukan Grom. Pasukan Grom yang terdesak mencari dan meminum air dari suatu sumur ajaib agar bisa mengalahkan Cenarius, namun ternyata sumur tersebut sudah dikutuk oleh kekuatan iblis. Di saat bersamaan, pasukan Thrall yang dibantu Tauren berhasil mendesak ras manusia, namun tiba-tiba The Prophet muncul kembali dan menyatakan bahwa mereka harus bersatu karena Burning Legion sudah mendekati Kalimdor. Orc dan Human akhirnya memutuskan untuk bekerja sama memerangi pasukan Grom yang sudah dikuasai iblis sebelum akhirnya berhasil menyelamatkan Grom. Grom sendiri akhirnya gugur setelah berhasil membunuh Mannoroth, iblis yang sebelumnya mengutuk dirinya dan ras Orc lainnya.
Di saat bersamaan, salah satu pemimpin tertinggi ras Night Elf bernama Tyrande Whisperwind terbangun dari tidur panjangnya dan menyadari bahwa ada makhluk-makhluk asing yang masuk ke Kalimdor. Khawatir bahwa mereka hanya akan menyebabkan kekacauan, Tyrande beserta Malfurion - pendeta tertinggi Night Elf - menyuruh rasnya berperang dengan mereka sehingga Night Elf terlibat perang segitiga dengan Burning Legion (Undead) dan koalisi Orc-Human. Di sela-sela peperangan, Tyrande membebaskan Illidan - saudara Malfurion yang dipenjara karena dituduh berkhianat - untuk membantu Night Elf. Illidan yang dibebaskan selanjutnya berhasil membunuh Tichondrius, salah satu jenderal Burning Legion, namun di saat bersamaan ia malah tergoda dengan kekuatan Tichondrius dan kemudian menggunakan kekuatan tersebut untuk dirinya sendiri. Malfurion akhirnya mengusir Illidan karena kekuatan barunya dianggap membahayakan ras Night Elf.
Di tengah peperangan antara koalisi Human-Orc dengan Night Elf, The Prophet kembali muncul dan mengatakan bahwa inilah saatnya untuk bersatu demi menghentikan rencana jahat dari Burning Legion sambil mengatakan siapa dirinya sebenarnya. Ras Night Elf akhirnya setuju melakukan gencatan senjata dengan Human dan Orc. Ketiga ras itu kemudian mendirikan garis pertahanan terakhir di dekat Pohon Keabadian yang diincar Archimonde untuk menguasai dunia. Peperangan berlangsung begitu sengit, namun pasukan Burning Legion akhirnya berhasil mengalahkan pasukan gabungan ketiga ras tersebut. Di saat bersamaan, Malfurion ternyata memiliki rencana rahasia dengan mengumpulkan roh-roh penunggu hutan sambil mengulur waktu lewat peperangan. Akhirnya, tepat ketika Archimonde siap mengklaim kekuatan pohon tersebut, roh-roh penunggu hutan meledakkan dirinya sehingga Archimonde hancur bersama dengan Pohon Keabadian dan rencana Burning Legion menguasai dunia pun gagal.
Penilaian Kritikus
Penilai | Nilai |
---|---|
GamePro | 100 |
PC Gamer | 94 |
IGN | 93 |
GameSpot | 93 |
Metacritic | 92 |
GameSpy | 92 |
Yahoo!Games | 80 |
Beragam pujian umumnya diberikan karena kemampuan Warcraft III: Reign of Chaos menyajikan permainan yang menantang dikombinasikan dengan cerita yang menarik. Majalah Entertainment Weekly misalnya, memuji Warcraft III: Reign of Chaos karena "menyajikan cerita fantastis yang sekelas dengan cerita yang bisa disajikan oleh karya-karya Hollywood" melalui mode permainan tunggalnya (single player) sehingga menarik bagi pemain yang hanya bermain sendirian sekalipun.[2] Penilai lainnya dari situs GameCritic juga memberikan komentar positif mengenai kemampuan Warcraft III: Reign of Chaos memasukkan unsur RPG ke dalam permainan RTS lewat unit hero.[3] Situs GameSpot juga memberikan pujian pada fitur Battle.net yang dimiliki Warcraft III: Reign of Chaos.[4]
sumber