Sabtu, 5 Januari 2013 20:09 wib
"Waktu naik dari Solo ke Tawangmangu dan sampai ke puncak, saya bangga sekali. Mobil ini luar biasa kemampuannya menanjak, melebihi mobil biasa. Waktu turun tajam dari Cemorosewu ke Sarangan remnya juga tdk masalah. Begitu melewati penurunan di Plaosan, rem tidak berfungsi," papar Dahlan dalam rilis, Sabtu (5/1/2013).
"Saya harus berpikir cepat, Saya sadar sepenuhnya apa yg harus saya lakukan. Kalau panik mobil bisa liar dan menghantam sana-sini karena jalan dalam keadaan ramai. Lalu saya lihat de depan sana ada tebing. Saya langsung berpikir akan saya tabrakkan mobil ini ke tebing gunung. Saya tahu risikonya saya bisa mati, tapi itu yang terbaik yang bisa saya lakukan," ungkap Dahlan.
Mobil Tuxuci yang dikendarai manta Dirut PLN ini kemudian menabrak Tebing dan terserat hingga lebih kurang 30 meter sebelum kemudian menabrak tiang listrik dan mobil Panther yang ada ditempat kejadian.
"Saya tersadar, lalu meraba kepala, wajah dan leher. Tidak ada yg luka, namun rambut dan wajah penuh bubuk kaca. Saya raba tangan tidak apa-apa. Saya gerakkan kaki tidak masalah. Kemudian saya turun dan memeriksa mobil Panther yang saya tabrak dan menanyakan apakah terjadi apa-apa terhadap mobil itu," Dahlan melanjutkan kesaksiannya.
"Kemudian saya pelan-pelan jalan keluar dan masyarakat sudah mengerubung. Lalu saya melihat ada seorang ibu yang menangis dan kemudian memeluk saya," lanjut Dahlan
Beruntung akibat insiden ini Dahlan beserta seorang assistennya yang bertindak sebagai navigator, Riki Nelsen tidak mengalami cedera dan luka parah. (fmh)
sumber