Saturday, December 22, 2012

3 tahap perkembangan agama di jawa

Perkembangan kepercayaan/agama di Jawa bisa dibagi dalam tiga tahap.

1. Ajaran asli Jawa ( ada yang menamakan ajaran Jawa Dwipa)

Ajaran ini bercirikan pemujaan pada leluhur. Gunung adalah tempat yang paling disakralkan. Sisa ajaran ini masih bisa kita lihat dalam bentuk perwujudan nasi tumpeng yang melambangkan sebuah gunung. Tidak ada lontar yang mengajarkan ajaran asli Jawa ini. Tidak ada petunjuk pasti siapa pengajar awalnya, siapa kelompoknya, bagaimana sistem keyakinannya, dll. Hal inilah yang akhirnya menyediakan 'ruang kosong' bagi aliran-aliran baru dengan mengaku-ngaku sebagai penganut ajaran Jawa Asli. Dan pada kenyatannya, satu aliran dengan aliran lain, saling bertolak belakang.


2. Ajaran Budo (Syiwa Buddha atau Kabudan)

Ajaran ini mulai berkembang sekitar abad 8 Masehi dan mencapai puncaknya pada jaman Majapahit pada abad 15 Masehi. Syiwa Buddha adalah ajaran percampuran antara Tantra Syiwa, Tantra Buddha, Buddha Mahayana dan ajaran asli Jawa diatas. Ciri khas ajaran ini adalah, memuja Tuhan sekaligus memuja leluhur.

3. Kejawen

Ajaran Kejawen adalah ajaran Tassawuf Islam dan mulai berkembang pada abad 15, seiring surutnya ajaran Syiwa Buddha dan mencapai puncaknya pada jaman Mataram Islam. Kejawen adalah ajaran Tassawuf yang dibungkus ritual Syiwa Buddha. Sehingga kalau tidak awas, maka bisa keliru menganggap iajaran Kejawen adalah ajaran Syiwa Buddha atau malahan orang Jawa sendiri mengira ini adalah ajaran asli Jawa.

Nah, seiring lenyapnya Syiwa Buddha di Jawa ada abad 15-16, ajaran Syiwa Buddha ini malah berkembang di Bali dan lantas diperbaharui oleh Dang Hyang Nirartha sehingga menjadi ajaran Hindhu Bali seperti sekarang.

Kesalahpahaman, ketidak mengertian, keterputusan informasi pada akhirnya melahirkan persepsi konyol baik dikalangan orang Jawa maupun luar Jawa sendiri.

-Orang Jawa salah memahami Kejawen adalah ajaran asli Jawa.
-Orang luar Jawa -terutama Bali- salah memahami Kejawen dikiranya Hindhu Jawa. Sehingga menjadi sangat lucu ketika ada beberapa pemangku Hindhu di Jawa memakai mantra Kejawen yang penuh dengan kalimat : Salamualaikumsalam, kersaning Allah, Nur Muhammad dll
sumber
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Brother baner

SEPUTAR BLOG,INTERNET,KOMPUTER.

WAHYOKU BLOG

Banner tatelu


 BELAJAR BARENG