Sama seperti pertanyaan, jika zeus tidak ada, maka darimana datangnya
petir? Ketidaktahuan kita mengenai darimana asal alam semesta tidak
menjustifikasi kita untuk lantas percaya bahwa ada mahkluk super yang
tidak terlihat, membuat alam semesta untuk suatu tujuan. Sangat mudah
untuk mengatakan alam semsta ada karena gajah kosmik yang bersin, atau
ulah doraemon. Sudah selayaknya kita jujur jika kita memang belum
mengetahuinya.
Kita hanya selayaknya mempercayai penjelasan yang didukung oleh hasil
pengamatan dan bukti bukti. Dari apa yang dapat kita kumpulkan lewat
pengamatan, data data dan kalkulasi, terciptanya alam semesta lewat
proses bigbang adalah teori yang paling didukung banyak bukti.
Bayangkan, dalam peradabaan sains modern yang baru beberapa abad,
manusia mampu mengetahui apa yang terjadi 14 milyar tahun yang lalu. Apa
yang terjadi sebelum bigbang, memang belum diketahui dan disepakati
oleh para ilmuwan.
Mempercayai suatu alternatif penjelasan karena sesuai dengan bukti
bukti yang dapat diukur tentu lebih masuk akal daripada mempercayai
suatu hal hanya karena terdapat di kitab suci dan kita akan masuk neraka
jika menyangkalnya. Terakhir jika segala sesuatu harus memiliki
pencipta, maka teori keberadaan Tuhan (yang belum dapat dibuktikan)
tidak menjawab masalah karena timbul pertanyaan lain: siapa yang
menciptakan Tuhan? Menjawab “Tuhan tidak perlu pencipta” jelas
bertentangan sendiri dengan silogisme “segala sesuatu harus ada
pencipta”.
sumber
Monday, December 10, 2012
0 Comments
Facebook Comments by
Media Blogger
Subscribe to:
Post Comments (Atom)