Friday, December 7, 2012

Serangan Bertubi-Tubi Partai Demokrat Pada Jokowi


Serangan Bertubi-Tubi Partai Demokrat Pada Jokowi - Tampaknya, sakit hati Partai Demokrat atas kekalahan calon incumbent Fauzi Bowo di Pilgub DKI Jakarta belum usai. Sebagai bukti, fraksi partai berlambang bintang mercy itu terus saja merecoki program-program gubernur terpilih Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi.


Serangan itu datang dari kader-kader Demokrat baik yang duduk di DPR maupun di DPRD. Bahkan kritik mereka pada Jokowi sudah terjadi sejak mantan wali kota Solo itu baru dilantik.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan sikap yang ditunjukkan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden RI itu justru terkesima dengan kesederhanaan Jokowi. Di beberapa kesempatan, SBY tak canggung menunjukkan kekagumannya pada Jokowi.

Entah dendam kesumat apa yang dirasakan anak buah SBY pada Jokowi. Jika hanya kerena Fauzi Bowo lengser dari jabatannya tentu tak etis. Toh di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah kepemimpinan Jokowi sangat dielu-elukan.

Mereka yakin Jokowi bisa membawa perubahan untuk Jakarta. Amanah itu pun dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Jokowi dengan turun langsung menyapa dan melihat permasalah warga serta secepat mungkin mencari solusi.

Berikut beberapa serangan yang ditujukan Demokrat pada Jokowi.

1. Ruhut sebut Jokowi pencitraan
Sejak dilantik menjadi orang nomor satu di DKI, Jokowi langsung tancap gas. Dengan gaya memimpin, Jokowi berusaha memecah kebekuan birokrasi.

Jokowi tidak ingin ada anak buahnya yang manja. Sebab, mereka sudah diberi suntikan anggaran yang besar untuk menunjang kinerjanya. Jika ada yang kedapatan bermalas-malasan, Jokowi tak segan-segan akan mencopotnya.

Aksi Jokowi inilah yang dinilai kader Demokrat Ruhut Sitompul sebagai pencitraan.

"Pencitraan saja, kasihan Jakarta. Kita tunggu 1 tahun nanti, kita tunggu tanda-tandanya," kata Ruhut.

Ruhut membandingkan kinerja Fauzi Bowo (Foke) dan Jokowi. menurut kacamatanya, Foke lah orang lebih cocok memimpin Jakarta.

"Ahlinya saja pusing, apalagi bukan ahlinya, bisa teler itu. Biarkan saja dulu kita tunggu buktinya," sindir Ruhut.

2. Fraksi Demokrat di DPRD hambat anggaran 4 program Jokowi
Jokowi punya program unggulan yakni pengadaan bus sebagai hibah untuk angkutan umum, Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar dan kampung deret. Empat program ini masuk ke dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS) yang kini masih dalam pembahasan.

Dari empat program tersebut baru dua program yang sudah berjalan yakni Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar, itu pun baru sepertiga dari target.

Dalam rapat bersama DPRD kemarin, beberapa fraksi terus saja mempertanyakan program Jokowi. Pertanyaan itu diajukan berulang-ulang. Alasannya mereka merasa tak paham dengan arah program unggulan itu.

Saling debat antar anggota membuat beberapa fraksi walk out. Alhasil rapat berakhir tanpa kesimpulan. Yang jelas sangat menolak dari program Jokowi adalah Demokrat.

"Kenapa legislatif tidak mendengar saja eksekutif memaparkan anggaran dan siap untuk melaksanakan programnya. Bukan menyangsikan, sebab urusan Dewan hanya menyetujui anggaran saja. Padahal dari 10 kali rapat yang ditanya itu-itu lagi," tegasnya.
3. Jokowi disebut lempar tanggung jawab saat hadapi sopir angkot
Ratusan sopir angkutan umum di Jakarta mogok kerja dan berdemo di Balai Kota. mereka menolak diberlakukannya Perda Transportasi. menanggapi keluhan para sopir, Gubernur Jokowi menegaskan pembahasan Raperda hingga pengesahan terjadi di zaman pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo.

Oleh karena itu, Jokowi mengatakan salah alamat jika para sopir merongrong dirinya terkait Perda Transportasi. Kemudian Jokowi mengarahkan para sopir ke DPRD jika ingin mempersoalkan perda tersebut.

Rupanya perintah Jokowi itu mengundang respons negatif dari anggota DPRD asal Partai Demokrat, Ahmad Husin Alaydrus sikap Jokowi seperti melempar badan dan tanggungjawab.

"Jangan lempar badan dan tanggung jawab dong. Soal konsep, teori dan praktik itu kan dia, Jokowi. Enak banget. Jangan hanya blusukan ke pasar dan kampung saja, tapi ke terminal juga. Retribusi berapa," jelas Husin Alaydrus.

4. Gaya blusukan Jokowi tak efektif perbaiki Jakarta
Jokowi punya cara kerja yang beda dari gubernur sebelumnya. Dia gemar blusukan ke kampung-kampung di Jakarta.

Rupanya, gaya Jokowi itu membuat politikus Demokrat max Sopacua tak simpati. Dia malah menilai apa yang dilakukan Jokowi juga bisa memunculkan sisi-sisi negatif

"Saya rasa itu bisa mendatangkan antipati loh untuk kampung yang tidak didatangi. Akan lebih efektif mendelegasikan kepada walikota wilayah masing-masing," jelas max.

Dia menambahkan, setumpuk persoalan Jakarta sangatlah berbeda dengan kota Solo. Jakarta lebih memiliki persoalan yang komplek.

"Sekarang Jokowi garuk-garuk kepala, ini DKI Jakarta jangan anggap seperti Solo," kata max.

[ sumber ]
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Brother baner

SEPUTAR BLOG,INTERNET,KOMPUTER.

WAHYOKU BLOG

Banner tatelu


 BELAJAR BARENG