Kamis, 10 Januari 2013 13:26 wib wib
Farhat Abbas
JAKARTA- Kicauan pengacara Farhat Abbas di micro
blogging Twitter menuai kontroversi. Tweet-nya yang menyebut Wakil
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap berbau
SARA. Dalam kicauannya, suami penyanyi Nia Daniati itu menulis, “Ahok
sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke org Umum katanya!
Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun plat nya tetap Cina! “
Menurut Farhat Abbas dia tidak memiliki maksud untuk melecehkan Ahok dengan kata-kata China. “Saya tidak ada maksud apa-apa, mengapa mereka tersinggung? Kalau Non Pribumi bilang pribumi itu baru rasis, tapi saya tidak ada maksud apa-apa, China itu mulia. Kalau saya sebut Tionghoa, memangnya ada Republik Rakyat Tionghoa,” kata Farhat saat berbincang, Kamis (10/1/2013).
Dikatakan Farhat, dirinya juga tidak merasa tersinggung disebut dengan kata China. “Dari dulu saya biasa dipanggil ‘China Loleng’, karena saya putih, sipit dan ganteng. Saya disebut China biasa saja, saya tidak pernah merasa terhina, karena saya mirip China dan ganteng,” kata Farhat.
Farhat menegaskan, seharusnya masyarakat, khususnya komunitas Tionghoa tidak langsung menyerangnya. “Bahkan, ada yang mengancam akan membunuh saya. Saya ini akan maju jadi presiden, dan kalau saya jadi presiden, saya akan mengangkat empat menteri dari kalangan China, makanya, saya punya slogan ‘Aku Indonesia’, bukan ‘Aku Jawa’, ‘Aku China’, tapi ‘Aku Indonesia’,” katanya.
Lebih lanjut Farhat mengatakan, bila ada yang melaporkannya ke kepolisian karena pernyataannya itu, dia menilai bahwa orang yang melaporkan itu, tidak paham persoalan. “Yang melaporkan itu, ilmunya cetek,” katanya.
(ugo)
Menurut Farhat Abbas dia tidak memiliki maksud untuk melecehkan Ahok dengan kata-kata China. “Saya tidak ada maksud apa-apa, mengapa mereka tersinggung? Kalau Non Pribumi bilang pribumi itu baru rasis, tapi saya tidak ada maksud apa-apa, China itu mulia. Kalau saya sebut Tionghoa, memangnya ada Republik Rakyat Tionghoa,” kata Farhat saat berbincang, Kamis (10/1/2013).
Dikatakan Farhat, dirinya juga tidak merasa tersinggung disebut dengan kata China. “Dari dulu saya biasa dipanggil ‘China Loleng’, karena saya putih, sipit dan ganteng. Saya disebut China biasa saja, saya tidak pernah merasa terhina, karena saya mirip China dan ganteng,” kata Farhat.
Farhat menegaskan, seharusnya masyarakat, khususnya komunitas Tionghoa tidak langsung menyerangnya. “Bahkan, ada yang mengancam akan membunuh saya. Saya ini akan maju jadi presiden, dan kalau saya jadi presiden, saya akan mengangkat empat menteri dari kalangan China, makanya, saya punya slogan ‘Aku Indonesia’, bukan ‘Aku Jawa’, ‘Aku China’, tapi ‘Aku Indonesia’,” katanya.
Lebih lanjut Farhat mengatakan, bila ada yang melaporkannya ke kepolisian karena pernyataannya itu, dia menilai bahwa orang yang melaporkan itu, tidak paham persoalan. “Yang melaporkan itu, ilmunya cetek,” katanya.
(ugo)