Wednesday, December 19, 2012

Kebijakan pendidikan 2013 Pelajar masuk!!

 
JAKARTA - Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM PTN) 2013 benar-benar mengalami perubahan drastis. SNM PTN jalur ujian tulis resmi dihapus dan kuotanya ditarik ke jalur undangan semuanya. Karena sudah tidak ada lagi jalur ujian tulis, maka tidak ada lagi embel-embel sebutan di belakang SNM PTN. "Sekarang namanya SNM PTN 2013 saja. Kuotanya 150 ribu kursi," tutur Ketua Umum SNM PTN 2013 Akhmaloka dalam peresmian SNM PTN 2013 di Jakarta tadi malam (10/12).


Pria yang juga rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan, seluruh siswa kelas 3 SMA/sederajat boleh mendaftar SNM PTN 2013. Jenis akreditasi sekolah sudah tidak menjadi pertimbangan lagi. Perlu jadi catatan, sebelum para siswa mendaftar, setiap kepala sekolah wajib mengentri data rapor siswa kelas 3 ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) SNM PTN. "Jika kepala sekolah belum mengetri data di PDSS, siswanya tidak bisa mendaftar SNM PTN," ujarnya.
http://www.jpnn.com/read/2012/12/11/...50-Ribu-Kursi-

Pelajaran IPA dan IPS Sekolah Dasar Dihapus
SABTU, 29 SEPTEMBER 2012 | 06:02 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana menghapus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) setingkat Sekolah Dasar (SD). Dua mata pelajaran ini rencananya akan digabungkan ke mata pelajaran lain. Koordinator Koalisi Pendidikan, Lody Paat mengatakan penggabungan ini tidak menjadi masalah. “Ini istilahnya model integrasi kurikulum,” kata Lody ketika dihubungi, Jumat, 28 September 2012.

Lody melanjutkan, pendidikan yang terintegrasi bisa diterapkan, misalnya ketika siswa belajar tentang suku-suku di Indonesia. Biasanya materi ini masuk ke mata pelajaran IPS. Namun di kurikulum yang terintegrasi, bisa masuk ke Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila. Begitu juga dengan materi yang lain. “Jadi yang bersifat tematik bisa digabungkan dengan mata pelajaran lain,” ucap Lody. Cara ini, menurut ia, meringankan murid untuk menyerap ilmu, apalagi jika diajarkan dengan cara yang menyenangkan. Siswa tidak perlu belajar banyak hal jika temanya sama.

Kendati sepakat dengan integrasi kurikulum, Lody enggan berkomentar soal jadi tidaknya penggabungan IPA dan IPS untuk pelajar SD. Alasannya, ia belum mengetahui konsep yang akan diterapkan pemerintah. Kemendikbud saat ini sedang dalam tahap penggodokan kurikulum baru untuk SD hingga SMA yang akan diterapkan Juli tahun depan. Kurikulum ditargetkan selesai pada Maret 2013. Sampai saat ini, sekolah-sekolah yang ada masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...-Dasar-Dihapus

Penjurusan SMA bakal Dihapus
Kamis, 6 Desember 2012 14:10

BANGKAPOS.COM, JAKARTA- Kurikulum pendidikan di Indonesia kembali akan berubah, saat ini sudah dirancang dan dipersiapkan kurikulum 2013. Menariknya di tingkat SMA tidak akan ada lagi penjurusan IPA , IPS, atau Bahasa tetapi anak-anak akan dibebaskan untuk memilih mata pelajaran yang disukai. Hal tersebut merupakan angin positif dari kurikulum baru yang akan mulai diterapkan pada Juli 2013 untuk kelas 1, IV, VII, dan X. Perubahan kurikulum akan secara bertahap dilakukan dan hasilnya akan kelihatan tiga tahun kemudian setelah 2015.

Menteri Pendidikan Muhammad Nuh menjelaskan bahwa tentang pilihan masuk IPA atau IPS masuk dalam uji publik. Fakta di lapangan bahwa pada masa lalu, anak-anak yang masuk jurusan IPA diperbolehkan masuk jurusan apapun pada saat kuliah, lain halnya dengan jebolan IPS yang lebih sempit pemilihan jurusannya pada saat kuliah karena jurusan IPS tidak boleh masuk jurusan teknik.. "Dari situ sudah kelihatan diskriminatif, IPA boleh masuk sosial, tapi sosial tidak boleh masuk ke IPA, itu diskriminatif. Itu yang kita sudah diubah, jurusan apa saja boleh masuk IPA boleh masuk IPS, IPS boleh masuk IPA yang penting tesnya diikuti dan lulus.," ungkap M Nuh di Kementerian Pendidikan, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2012).

Menurut M Nuh, bila bila kurikulum 2013 diterapkan, maka tidak akan ada lagi penjurusan IPA IPS. Alasannya singkat saja, menurut M Nuh SMA masih merupakan subjek umum. Sehingga anak-anak akan dibebaskan memilih mata pelajaran sesuai dengan keinginan siswa. "Jurusan apa saja boleh sehingga anak tidak terpaku pada kotak yang sudah disediakan, tapi umum boleh ini, boleh ini, boleh itu," katanya. Namun pada prinsipnya muatan materi pelajaran di SMA mengajarkan tentang fenomena-fenomena alam dan sosial tetap ada sebagai pilihan-pilahan mata pelajaran yang diminati siswa. "Banyak siswa yang ambil mata pelajara x tapi sedikit yang ambil mata pelajaran y, itu terserah," ungkapnya.
http://bangka.tribunnews.com/2012/12...-bakal-dihapus

-----------------------

Di SD anak-anak sudah diberi kebebasan bermain, dengan mengurangi mata pelajaran sehingga banyak waktu menganggur ... akhirnya oleh anak-anak SD itu, mereka isilah waktu luangnya itu hanya dengan hanya bermain GAMES. Diperkirakan, dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan menghasilkan Gamer-gamer tangguh usia SD dan menjadi juara di event-event Internasional..

Di SMP dan di SMA sama saja.tak ada lagi fokus mata pelajaran, ke IPS atau ke IPA atau Bahasa saja. Semua anak SMA dibebaskan mengambil semua mata pelajaran, apa saja yang dia suka-suka. Jelas mata pelajaran olahraga dan kesenian akan menjadi pelajaran favorit (terutama Band). Sementara pelajaran matematika, fisika dan kimia, pasti sepi peminat. Jujur saja, mana adalah anak SMA yang mau kalau disuruh mengambil mata pelajaran sulit dan banyak pe'ernya pulak! . Anak-anak kita pasti suka ngambil pelajaran musik atau ngebenad, sebab kebanyakan mau jadi pemusik seperti Ariel- Noah atau artis sinetron.

Begitu pula saat masuk PTN, tak perlu lagi pusing-pusing belajar untuk test masuk PTN seperti SNMPTN dulu, karena cukup setor nilai raport dan nilai UN, sudah beres. Dan yang memasukkan dan mendaftarkan pun, bukan siswa ybs, tapi ckup kepala sekolahnya saja.

Akan banyak anak-anak orang kaya dan anak pejabat, yang meski suka bolos dan goblog, di jamin nilai raportnya akan bagus-bagus dan tinggi-tinggi sejak kelas I sampai III SMA, karena kongkalikong antara orang tua murid dan sekolah/guru. Soalnya mana adalah guru yang berani memberi nilai merah untuk anak pejabat atau anak orang kaya? Jarang sekalilah! Apalagi guru-guru di daerah dan di luar jawa serta di tempat atau daerah terpencil.

Sedangkan nilau UN? Itu juga bisa diatur oleh sekolah dan gurunya. Pengalaman tahun-tahun lalu, itu guru-guru cukup banyak yang malahan menyiapkan jawaban ujian UN untuk murid-muridnya, agar sekolahnya kelak banyak yang lulus dan nilainya UN siswanya bagus-bagus . Itu juga terkadang bisa terjadi akibat adanya instruksi tak tertulis daripada Kepala Sekolah, atas "himbauan" Kepala Dinas Pendidikan Kabuparten/Kota, bahkan dari Pak Bupati dan Gubernurnya. Jadi, pastilah anak-anak pejabat dan orang sugih, akan lolos masuk PTN.

Lalu anak-anak orang miskin? Entar dululah yauuuu! Apalagi anak-anak orang miskin itu sejak jauh hari memang dipersiapkan untuk bekerja, untuk menjadi buruh se usai lulus SMA? Mereka itu memang disiapkan untuk menjadi buruh murah atau menjadi TKI, bukan menjadi mahasiswa? jadi tak usah diberi kemudahan kalau mau masuk PTN, meskipun otaknya encer!

 sumber 
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Brother baner

SEPUTAR BLOG,INTERNET,KOMPUTER.

WAHYOKU BLOG

Banner tatelu


 BELAJAR BARENG