Rabu, 6 Februari 2013 17:26 wib
Ilustrasi (Foto: Reuters)
JAKARTA - Asosiasi Pengembang Perumahan
dan Permukiman (Apersi) menilai jika rumah susun (rusun) belum tepat
sasaran. Hal tersebut dikarenakan rusun yang diperuntukkan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah malah ditinggali oleh masyarakat
berpenghasilan besar.
"Sekarang ini si kaya banyak yang merasa miskin," ungkap Ketua Apersi Eddy Ganevo, dalam Seminar Nasional, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (6/2/2013).
Contoh nyata itu, menurut dia, adalah penjualan rumah susun milik (rusunami). Dia menambahkan jika hal ini didasari karena pengembang dalam penjualannya menginginkan rusun dapat laku terjual sebanyak mungkin. Hal ini tanpa didasari dengan memandang tingkat kemampuan dari pembeli.
"Selain itu, kebijakan pemerintah juga tidak jelas," ungkapnya.
Dia mencontohkan, ketidaksesuaian ini telah terjadi pada rusunami di Kalibata yang mayoritas penghuninya menggunakan kendaraan beroda tempat. Padahal rusunami tersebut di desain untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan tidak disediakannya lahan parkir untuk kendaraan roda empat.
"Akibatnya mobil di parkir di pinggir jalan dan menyebabkan kemacetan," pungkasnya. (nia)
sumber
"Sekarang ini si kaya banyak yang merasa miskin," ungkap Ketua Apersi Eddy Ganevo, dalam Seminar Nasional, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (6/2/2013).
Contoh nyata itu, menurut dia, adalah penjualan rumah susun milik (rusunami). Dia menambahkan jika hal ini didasari karena pengembang dalam penjualannya menginginkan rusun dapat laku terjual sebanyak mungkin. Hal ini tanpa didasari dengan memandang tingkat kemampuan dari pembeli.
"Selain itu, kebijakan pemerintah juga tidak jelas," ungkapnya.
Dia mencontohkan, ketidaksesuaian ini telah terjadi pada rusunami di Kalibata yang mayoritas penghuninya menggunakan kendaraan beroda tempat. Padahal rusunami tersebut di desain untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan tidak disediakannya lahan parkir untuk kendaraan roda empat.
"Akibatnya mobil di parkir di pinggir jalan dan menyebabkan kemacetan," pungkasnya. (nia)
sumber